Mana yang lebih sakit, patah hati karena ditolak/diputusin, pacar kamu ketahuan selingkuh, atau malahan saat cinta kita digantung. Entahlah. Mungkin tiap orang berbeda-beda. Tapi yang paling membuat aku nggak tenang adalah saat cintaku digantung. Saat ditolak atau diputusin pacar, udah jelas lah rasanya sakit, patah
hati, pedih, nelangsa dan sebagainya. Saat pacar ketahuan selingkuh, pasti rasanya marah, sedih, kesal dan
pengen ngamuk. Atau saat gebetan kita direbut orang, tentunya kesal beribu-ribu kesal, rasanya pengen ngejejelin ini monitor ke tenggorokan orang yang ngerebut gebetan kita itu. Hahahaha…jangan deh, don’t try this. Dalam pikiranmu aja.
Tapi, kalau cinta kita digantung… Gimana rasanya?
Nggak tentu. Nggak pasti. Bingung.
Aku pernah suka sama seorang cewek. Dia teman ku dari masa SMA (beda sekolah). Aku kenal dia saat kelas 2 SMA. Awal aku kenal dengannya aku nggaaaaaakkkk suka sama dia. Jujur aja. Dia sok ok, terlihat sok lah pokok nya (walaupun tampangnya emang lumayan), pokonya nggak suka. Tapi, mungkin emang bener kata orang, dari benci bisa jadi suka. Bahkan sukaaaaaa banget. Semenjak dia nyapa aku di jalan, pandanganku padanya tiba-tiba berubah. Ternyata setelah kenal lebih jauh, dia orangnya baik banget, ramah, supel, pinter (walaupun kadang males). Ternyata pepatah : “Tak kenal maka tak sayang” itu memang benar kali yah…
Dia selalu baik padaku. Mungkin yang dilakukannya hanyalah hal-hal kecil dan sepele, but it means lot for me. Dan aku merasa sangat nyaman saat berada di dekatnya. Bercanda, tertawa, ngobrol, bahkan marah pun pernah. Aku terkadang berpikir, kenapa dia begitu baik. Bukannya Ge-Er atau kepedean, tapi masa sih dia begitu baik kalau hanya dengan teman biasa. Saat aku lihat perlakuannya pada teman-temanku yang lain, memang dia terlihat memperlakukanku agak berbeda. Apakah dia juga suka? Hmmmm, aku tidak mau berharap terlalu banyak, bisa saja aku salah. Tapi jujur saja, ada sedikit harapan di dalam hatiku. Boleh kan, kalau cuma berharap? Toh, tidak ada yang dirugikan:-)
Pernah suatu hari akhirnya aku bisa mengungkapkan perasaanku. Waktu itu entah apa yang ada dipikiranku, aku bilang kalau aku suka padanya semenjak SMA. Tapi, karena keberanianku yang hanya secuil, aku hanya berani bilang lewat SMS. Aku bilang bahwa aku cuma ingin dia tahu perasaanku selama ini, tidak dijawab juga tidak apa-apa. Selama hampir 4 tahun aku mengenal (dan menyukainya), aku belum bisa melupakannya. Kini aku dan dia telah memasuki dunia masing-masing. Bahkan saat ini dia berada di seberang lautan nun jauh di sana. Tapi kami tetap saling kontak. Masih akrab seperti seorang sahabat.
Padahal selama ini dia sudah tahu perasaanku, tapi tidak ada respon sedikitpun. Dia masih seperti dulu, baik dan selalu memperhatikanku. Tidak lebih dan tidak kurang. Kalau seandainya dia memang memiliki perasaan yang sama denganku, kenapa tidak dia katakan saja? Atau bahkan kalaupun dia memang tidak menyukaiku dan hanya menganggapku sahabat, aku sudah siap menerimanya. Diterima atau ditolak. Suka atau tidak. Hanya satu itu yang kubutuhkan sekarang. Kejelasan. Selama bertahun-tahun ini aku menunggu dan terus menunggu, tapi tak ada satupun kata-kata darinya.
Kalau aku ditolak, aku sudah siap patah hati dan akan menyerah sepenuhnya.
Kalau aku diterima, aku pun akan siap menjadi Pemimpin hidupnya dan berusaha menjadi yang terbaik baginya.
Tapi, kalau tak ada satu pun kepastian darinya, apa yang bisa kuperbuat? Diam saja dan terus menunggu? Sampai kapan? Setiap hari umur terus bertambah, Kita pun tidak tahu sampai kapan sisa umur yang diberikan.
Apakah dia di seberang sana pun sedang menunggu? Kalau iya, menunggu apa? Menunggu hingga aku bosan?
Ataukah ternyata aku hanya bertepuk sebelah tangan menantinya. Sedangkan ia di seberang sana tidak merasakan apapun. Who knows….Tapi aku yakin Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untukku….Pasti…